Selasa, 27 Maret 2012

INDAHNYA KEBERSAMAAN

Bulan ramadhan bulan yang mulia, sebuah momen yang sangat agung dimana Allah -ta'ala- melipat gandakan pahala setiap hamba yang beramal, dan membukakan pintu-pintu kebaikan. bulan yang penuh berkah dan rahmat serta ampunan. Allah berfirman :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya : "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS Al-Baqoroh : 185)

Bulan dimana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan dibelenggunya setan-setan. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

إذا جاء رمضان فُتِّحت أبواب الجنة وغُلِّقت أبواب النار وصُفِّدت الشياطين

Artinya : "Jika datang bulan ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (Muttafaq 'Alaihi)

Ketika kamu mencintai seseorang, pastilah kamu ingin selalu bersama dengannya pada setiap waktu dan keadaan. tidak bisa tidur kecuali dia ada didekatmu. tidak akan makan kecuali dia menemanimu. bahkan, mata tidak ingin terbuka kecuali untuk memandangnya. dan ketika dia melakukan sesuatu, pastilah kamu ingin menirunya, juga ketika dia menyuruhmu, pastilah kamu akan melakukan. kira-kira seperti itulah perasaanmu ketika kamu sedang jatuh cinta.

Diluar pembicaraan kita tentang apakah orang itu bersama orang yang dicintainya didunia atau hanya mencintai tapi tidak bersama. bahwa diakherat, setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dia cintai. ketika seseorang mencintai Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- lebih dari semua orang, istri, anak dan orang tua. bahkan lebih mencintainya dari pada diri sendiri. maka kelak dia akan dibangkitkan dan dikumpulkan bersamanya. beliau bersabda :

عن أنس بن مالك : أن أعرابيا قال لرسول الله صلى الله عليه و سلم متى الساعة ؟ قال له رسول الله صلى الله عليه و سلم ما أعددت لها ؟ قال حب الله ورسوله قال أنت مع من أحببت

Artinya : "Dari Anas bin Malik : bahwa seorang arab baduwi bertanya kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tentang kapan kiamat terjadi? berkata kepadanya Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : apakah yang telah engkau siapkan untuknya ? baduwi itu berkata : cinta Allah dan RosulNya. beliau bersabda : engkau bersama yang engkau cintai." (HR Muslim)

Imam An-Nawawi menjelaskan dalam syarah shohih muslim tentang makna cinta Allah dan RosulNya yaitu dengan melakukan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. begitulah sepatutnya yang dilakukan seorang yang menyatakan cinta Allah dan RosulNya, pastilah seorang yang mencintai akan melakukan apa saja yang diminta oleh yang dicintai.

Dan jika seseorang mencintai orang sholih seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali atau yang lainnya, tidak disyaratkan untuk melakukan semua amalan yang mereka lakukan. dan hanya melakukan amalan wajib seperti mereka akan tetapi tidak menambah dengan amalan sunnah seperti yang mereka amalkan. dan hanya bermodal cinta kepada mereka akan dibangkitkan bersama mereka dengan izin Allah.

قال أنس فأنا أحب الله ورسوله وأبا بكر وعمر فأرجو أن أكون معهم وإن لم أعمل بأعمالهم

Artinya : "Berkata Anas bin Malik : maka aku mencintai Allah dan RosulNya, juga Abu Bakar, Umar dan aku berharap akan dibangkitkan bersama mereka walau aku tidak melakukan amalan seperti yang mereka amalkan."

Cintailah Allah dan RosulNya dengan menjalankan perintah-perintahnya semampunya dan menjauhi yang dilarang. dan cintai juga orang-orang sholih seperti Abu Bakar, Umar dan yang lainnya walau tidak menambah amalan-amalan kecuali hanya yang wajib.

Semua manusia pasti melakukan kesalahan. entah kesalahan itu hanya berdampak pada dirinya saja atau bahkan berdampak kepada orang lain. ketika kesalahan itu hanya berdampak pada dirinya sendiri maka tidaklah sulit untuk menyelesaikannya. dengan menyesalinya dan bertaubat kepada Allah -ta'ala-.

Akan tetapi jika kesalahan itu berdampak kepada orang lain, maka inilah kesulitan yang harus dihadapi. selain menyesali dan bertaubat kepada Allah, juga harus meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. kewajiban orang yang salah kepada orang lain hanyalah meminta maaf, entah itu akan dimaafkan oleh yang bersangkutan atau tidak, bukanlah kewajiban orang yang melakukan kesalahan untuk memastikannya.

Jika memastikan bahwa orang yang disalahi telah memaafkan itu menjadi kewajiban orang yang berbuat salah, maka ini termasuk membebankan sesuatu yang tidak mungkin disanggupi. karena memberi maaf atau tidak adalah hak pribadi setiap individu. dan Islam hanya menganjurkan untuk memaafkan. Allah berfirman :

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya : "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu (untuk dunia dan akheratmu). Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS At-Taghabun : 16)

- Saling Menyalahkan ? Haruskah Seperti itu ?

Sifat manusia ketika orang lain salah, dia akan menyalahkan orang tersebut. akan tetapi jika dia yang berbuat salah, dia akan diam saja atau membela diri seakan-akan tidak melakukan kesalahan. saling melempar kesalahan atau bahkan menuduh orang lain yang melakukan kesalahan entah itu ada bukti atau tidak sangatlah tidak baik untuk dilakukan, terlebih lagi jika dilakukan didepan umum.

Perlu bersama-sama kita sadari, bahwa ketika kita mengambil keputusan untuk menyalahkan orang lain dapat menimbulkan sesuatu yang lebih buruk maka keputusan yang kita ambil tersebut adalah salah. cobalah dengan cara yang lebih baik lagi, agar orang lain dapat menerima.

Sudah sepantasnya kita semua menyadari bahwa menilai diri sendiri harus diutamakan sebelum menilai orang lain agar tidak cepat mengambil keputusan untuk saling menyalahkan. dan bagi kita yang melakukan kesalahan, renungkanlah sabda Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- berikut :

كل ابن آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

Artinya : "Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat." (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ad-Darimy dengan sanad yang hasan)