Bulan ramadhan bulan yang mulia, sebuah momen yang sangat agung dimana
Allah -ta'ala- melipat gandakan pahala setiap hamba yang beramal, dan
membukakan pintu-pintu kebaikan. bulan yang penuh berkah dan rahmat
serta ampunan. Allah berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya
: "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS
Al-Baqoroh : 185)
Bulan dimana pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup, dan dibelenggunya setan-setan. Rosulullah
-sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
إذا جاء رمضان فُتِّحت أبواب الجنة وغُلِّقت أبواب النار وصُفِّدت الشياطين
Artinya
: "Jika datang bulan ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu
neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (Muttafaq 'Alaihi)
Ketika kamu
mencintai
seseorang, pastilah kamu ingin selalu bersama dengannya pada setiap
waktu dan keadaan. tidak bisa tidur kecuali dia ada didekatmu. tidak
akan makan kecuali dia menemanimu. bahkan, mata tidak ingin terbuka
kecuali untuk memandangnya. dan ketika dia melakukan sesuatu, pastilah
kamu ingin menirunya, juga ketika dia menyuruhmu, pastilah kamu akan
melakukan. kira-kira seperti itulah perasaanmu ketika kamu sedang jatuh
cinta.
Diluar
pembicaraan kita tentang apakah orang itu bersama orang yang
dicintainya didunia atau hanya mencintai tapi tidak bersama. bahwa
diakherat, setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dia cintai.
ketika seseorang mencintai Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-
lebih dari semua orang, istri, anak dan orang tua. bahkan lebih
mencintainya dari pada diri sendiri. maka kelak dia akan dibangkitkan
dan dikumpulkan bersamanya. beliau bersabda :
عن
أنس بن مالك : أن أعرابيا قال لرسول الله صلى الله عليه و سلم متى الساعة ؟
قال له رسول الله صلى الله عليه و سلم ما أعددت لها ؟ قال حب الله ورسوله
قال أنت مع من أحببت
Artinya : "Dari Anas bin Malik : bahwa
seorang arab baduwi bertanya kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi
wasallam- tentang kapan kiamat terjadi? berkata kepadanya Rosulullah
-sholallahu 'alaihi wasallam- : apakah yang telah engkau siapkan
untuknya ? baduwi itu berkata :
cinta Allah dan RosulNya. beliau bersabda : engkau bersama yang engkau cintai." (HR Muslim)
Imam
An-Nawawi menjelaskan dalam syarah shohih muslim tentang makna cinta
Allah dan RosulNya yaitu dengan melakukan perintah-perintahnya dan
menjauhi larangan-larangannya. begitulah sepatutnya yang dilakukan
seorang yang menyatakan cinta Allah dan RosulNya, pastilah seorang yang
mencintai akan melakukan apa saja yang diminta oleh yang dicintai.
Dan
jika seseorang mencintai orang sholih seperti Abu Bakar, Umar, Ustman
dan Ali atau yang lainnya, tidak disyaratkan untuk melakukan semua
amalan yang mereka lakukan. dan hanya melakukan amalan wajib seperti
mereka akan tetapi tidak menambah dengan amalan sunnah seperti yang
mereka amalkan. dan hanya bermodal cinta kepada mereka akan dibangkitkan
bersama mereka dengan izin Allah.
قال أنس فأنا أحب الله ورسوله وأبا بكر وعمر فأرجو أن أكون معهم وإن لم أعمل بأعمالهم
Artinya
: "Berkata Anas bin Malik : maka aku mencintai Allah dan RosulNya, juga
Abu Bakar, Umar dan aku berharap akan dibangkitkan bersama mereka walau
aku tidak melakukan amalan seperti yang mereka amalkan."
Cintailah
Allah dan RosulNya dengan menjalankan perintah-perintahnya semampunya
dan menjauhi yang dilarang. dan cintai juga orang-orang sholih seperti
Abu Bakar, Umar dan yang lainnya walau tidak menambah amalan-amalan
kecuali hanya yang wajib.
Semua manusia pasti melakukan kesalahan. entah kesalahan itu hanya
berdampak pada dirinya saja atau bahkan berdampak kepada orang lain.
ketika kesalahan itu hanya berdampak pada dirinya sendiri maka tidaklah
sulit untuk menyelesaikannya. dengan menyesalinya dan bertaubat kepada
Allah -ta'ala-.
Akan tetapi jika kesalahan itu berdampak kepada
orang lain, maka inilah kesulitan yang harus dihadapi. selain menyesali
dan bertaubat kepada Allah, juga harus meminta maaf kepada orang yang
bersangkutan. kewajiban orang yang salah kepada orang lain hanyalah
meminta maaf, entah itu akan dimaafkan oleh yang bersangkutan atau
tidak, bukanlah kewajiban orang yang melakukan kesalahan untuk
memastikannya.
Jika memastikan bahwa orang yang disalahi telah
memaafkan itu menjadi kewajiban orang yang berbuat salah, maka ini
termasuk membebankan sesuatu yang tidak mungkin disanggupi. karena
memberi maaf atau tidak adalah hak pribadi setiap individu. dan
Islam hanya menganjurkan untuk memaafkan. Allah berfirman :
فَاتَّقُوا
اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا
لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
Artinya : "Maka bertakwalah kamu kepada Allah
menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah
nafkah yang baik untuk dirimu (untuk dunia dan akheratmu). Dan
barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung." (QS At-Taghabun : 16)
-
Saling Menyalahkan ? Haruskah Seperti itu ?Sifat
manusia ketika orang lain salah, dia akan menyalahkan orang tersebut.
akan tetapi jika dia yang berbuat salah, dia akan diam saja atau membela
diri seakan-akan tidak melakukan kesalahan. saling melempar kesalahan
atau bahkan menuduh orang lain yang melakukan kesalahan entah itu ada
bukti atau tidak sangatlah tidak baik untuk dilakukan, terlebih lagi
jika dilakukan didepan umum.
Perlu bersama-sama kita sadari,
bahwa ketika kita mengambil keputusan untuk menyalahkan orang lain dapat
menimbulkan sesuatu yang lebih buruk maka keputusan yang kita ambil
tersebut adalah salah. cobalah dengan cara yang lebih baik lagi, agar
orang lain dapat menerima.
Sudah sepantasnya kita semua menyadari
bahwa menilai diri sendiri harus diutamakan sebelum menilai orang lain
agar tidak cepat mengambil keputusan untuk saling menyalahkan. dan bagi
kita yang melakukan kesalahan, renungkanlah sabda Rosulullah -sholallahu
'alaihi wasallam- berikut :
كل ابن آدم خطاء وخير الخطائين التوابون
Artinya
: "Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya orang
yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat." (HR At-Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ad-Darimy dengan sanad yang hasan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar